Memaksimalkan Potensi Menjadi Serupa Kristus

SESI II

  1. KAJIAN ILMU MUSIK ,

DALAM KAITANNYA DENGAN ILMU FISIKA, ILMU MEDIS, DAN ILMU PSIKOLOGI

TERHADAP AKTIFASI OTAK TENGAH CARA DUNIA

 

3.1. KESEIMBANGAN OTAK KANAN DAN OTAK KIRI

 

Otak kanan memerintah tubuh bagian kiri, otak kiri memerintah tubuh bagian kanan. Di sekolah anak-anak dominan menggunakan tangan kanannya untuk menulis, menggambar, dlsb.

Pembelajaran musik instrument kepada anak-anak, akan membuat otak kanan dan kiri anak-anak menjadi seimbang. Karena untuk memainkan piano misalnya, tangan kanan (yang diperintah oleh otak kiri) memainkan melody, tangan kiri (yang diperintah oleh otak kanan)  memainkan accord, dengan pola penjarian  yang berbeda, membuat otak kanan dan kirinya bekerja bersama-sama.

Pada permainan musik biola, otak kanan dan kirinya mengkoordinasikan tangan kiri dan tangan kanannya, terlebih lagi untuk memainkan biola sangat mengaktifkan otak kanannya, karena pembidikan tangan kiri terhadap leher biola yang tidak memiliki garis fred seperti pada gitar, melibatkan kerja otak kanan, yang mana untuk membidik tempat yang tepat dilakukan kerja sama dengan kepekaan telinga untuk menganalisa nada-nada dengan sangat akurat. Dalam hal ini penyanyi juga menggunakan otak kanan sama dengan violist, untuk membidik nada dan menyanyikan dengan nada yang akurat.

Pada permainan musik drum. Otak kanan dan kirinya mengkoordinasikan baik tangan dan kaki kiri maupun tangan dan kaki kanan. Terlebih lagi untuk memainkan musik drum lebih membutuhkan gerak dan koordinasi gerak, dalam hal ini otak kecil sangat berperan.

Jadi kalau Anda ingin buah hati anda mengalami keseimbangan otak kanan dan kirinya, mereka bisa salah satunya diberi pembelajaran/ kursus musik. Bisa juga dengan menambah pembelajaran yang melibatkan otak kanan, mengingat mereka sudah lelah dengan muatan kegiatan di sekolah yang sebagian besar sangat menguras kerja otak kiri. Misalnya dengan kursus menari, kursus melukis, kursus memasak, dll.

Keseimbangan otak kanan dan kiri bisa juga ditempuh dengan mempelajari dua macam bahasa yang menggunakan belahan otak yang berbeda, contoh, belajar bahasa Mandarin yang melibatkan kerja Otak kanan, serta dalam waktu yang sama belajar bahasa Inggis yang menggunakan otak Kiri.

Pengaktifan otak tengah cara dunia sama sekali tidak ada hubungannya dengan keseimbangan tangan kanan dan tangan kiri. Dengan demikian sama sekali tidak mungkin dapat mengakibatkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Walaupun dalam aktivasi tersebut bisa saja terdapat aktivitas senam otak, tangan kanan menggambar segitiga, tangan kiri menggambar lingkaran dalam waktu yang bersamaan. Itu tidak banyak berguna jika hanya dilakukan dalam waktu 10 menit, dan hanya dalam beberapa hari saja. Sedangkan yang di latih keseharian di rumah adalah masuk ke pikiran bawah sadar terus, melatih intuisi terus. Senam otak hanya akan berhasil jika dilatih terus menerus, sama dengan pembelajaran musik, lukis, dll. Jadi senam otak tidak akan berhasil jika hanya sebagai ‘asesoris’ dari sebuah acara pembodohan generasi.

Belajar adalah suatu proses. Begitu juga dengan memasuki pikiran bawah sadar dan melatih intuisi, pasti melalui sebuah proses yang tidak instan, sampai ke tingkatan memiliki indra ke 6/ ESP.

Apabila proses berlatih BFM  dilakukan terus-menerus, maka akhir dari proses tersebut adalah  ‘kembali ke emosi/ nafsu binatang’

3.2. MUSIK PENGANTAR HYPNOTIS AUDIO

Apa perbedaan antara :

  • musik yang digunakan saat KKR, misalnya dengan lagu Haleluya 12X, dengan volume suara yang sangat lembut dengan timbre/pilihan warna suara yang string/gesek, kemudian Sang Pengkotbah mengajak jemaat menerima tantangan untuk bertobat,

 

dengan

 

  • musik yang digunakan saat hypnotis audio, dimana anak-anak diajak membayangkan memasukkan matahari

 

Musik yang digunakan adalah netral, menghasilkan suasana relaks, gelombang alpha dominan pada otak anak-anak. Yang saya maksud netral di sini adalah berkaitan dengan : melody, irama, pilihan instrument, accord, dan semua unsur musik lainnya (syair tidak termasuk di sini, karna digunakan musik instrumental)

Memang tetap ada perbedaan pilihan lagunya, misalnya jika di KKR pilihan lagunya adalah lagu Haleluya 12 X, ditambah dengan urapan Roh Kudus, tapi lagu pra dan proses hypnotis audio adalah lagu duniawi, ditambah dengan masuknya  Dewa Matahari.

Dalam KKR Anak, gelombang alpha ini menjadi pintu gerbang masuk ke pikiran bawah sadar anak-anak. Sehingga pada saat Sang Pengkotbah mengajak anak-anak bertobat, dengan mudah anak-anak menangis dan bertobat. Keputusan yang diambil pada saat anak-anak memutuskan untuk bertobat, diambil dalam keadaan sadar. Pikiran sadarlah yang mengambil keputusan. Buktinya tidak semua anak mau maju ke depan, itu berarti, ada juga anak-anak yang dalam pikiran sadarnya tidak mau mengambil keputusan untuk bertobat.

Musik yang digunakan saat hypnotis audio juga adalah musik yang netral, menghasilkan suasana relaks, gelombang alpha dominan pada otak anak-anak, gelombang alpha menjadi pintu masuk ke pikiran bawah sadar.

Musiknya itu sendiri netral, tetapi penggunaannya menjadi tidak netral lagi, karena musik tersebut dipakai untuk pra dan proses Hipnotis.

Pada saat hipnotis dilakukan ada anak yang mau diajak bekerja sama, namun juga ada anak yang tidak mau diajak bekerja sama

Pada anak yang mau diajak bekerja sama dalam proses hipnotis ini, pastilah anak tersebut terhipnotis, anak-anak benar-benar tertidur, benar-benar dewa matahari masuk dalam hidup mereka.

Namun bagi anak-anak yang tidak mau diajak bekerja sama, misalnya pada anak yang berpikir seperti ini:

‘membayangkan matahari? Ah itu aneh….aku nggak percaya!’

Pastilah proses tersebut akan gagal. Pada orang dewasa pun sama. Jika kita mau diajak bekerja sama, bersedia, menyerahkan diri, pasti proses hypnotis akan berhasil. Namun jika kita memilih untuk berkata TIDAK dengan tegas, proses hypnotis tidak mungkin akan berhasil.

 

Pada proses hypnotis anak-anak dibawa masuk ke pikiran bawah sadar yang membuka pintu seluas-luasnya untuk ‘apa saja’ masuk, apa saja itu bisa berupa sugesti untuk taat pada orang tua (tanpa pertobatan datang pada Yesus), mengasihi (tanpa pertobatan), ‘rajin belajar’, dll, termasuk ‘dewa matahari’ pun ikut masuk. Hati-hati terhadap  semua sugesti positif yang dimasukkan ke pikiran bawah sadar, karena cara kerjanya hanya menumpuki saja karakter dan kebiasaan yang sudah tercetak di pikiran bawah sadar, tidak mencabut sampai ke akar seperti yang Bapa surgawi lakukan. Semua yang tersimpan di pikiran bawah sadar lapisan yang lebih bawah, seperti bom waktu yang siap meledak ke permukaan.

Anak yang terhipnotis tidak mengambil keputusan dengan kesadaran. Anak-anak tidak sempat mengkritisi dahulu semua hal yang masuk. Anak-anak tidak akan menyadari dengan apa yang terjadi dengan dirinya pada saat dia tadi ter’tidur’.

 

3.3.CARA KERJA

TERAPI GELOMBANG OTAK 

DARI SUDUT PANDANG ILMU FISIKA

 

Therapi Gelombang Otak (atau kita singkat saja TGO), ditemukan pertama kali oleh ilmuan asal Jerman bernama HW Dove tahun 1839.

 

Pada mulanya TGO hanya dilakukan dengan satu cara Benaural Beat, namun dalam perkembangannya terkini, TGO lebih berhasil dengan menggunakan teknik Isochronic Entraintment.

 

Benaural Beat

Cara kerja Benaural Beat adalah sbb:

  • Memakai Headphone
  • Telinga kiri mendengar frekuensi 500 hertz,
  • Telinga kanan mendengar frekuensi 700 hertz,
  • Otak akan mensinkronisasi selisihnya , yaitu dengan 200 hertz
  • Frekuensi yang digunakan TGO adalah DIBAWAH 1000 Hertz
  • Karna panjang gelombang di bawah 1000 Hertz lebih panjang daripada diameter tengkorak manusia, yang meliputi sekeliling tengkorak dan dapat didengar kedua belah telinga

 

Isochronic Entrainment

Cara kerja Isochronic Entrainment adalah :

  • Sama persis dengan cara kerja Benaural Beat
  • Hanya saja pada Benaural Beat menggunakan Headphone, sedangkan
  • Pada Isochronic Entrainment, tidak memakai Headphone, melainkan menggunakan audio yang sangat keras sekali
  • Entrainment : teori fisika, 2 putaran/siklus saling bersingkronisasi secara natural satu dengan yang lain , Sehingga menghasilkan kerja lebih efisien.
  • Ketika diberi stimulus, otak menghasilkan kejutan listrik, Kejutan listrik tersebut disebut Cortical Evoked Response,
  • Otak merespon dengan mensinkronisasi atau entraining siklus listriknya terhadap nada eksternal tersebut, Ini disebut Frequency Following Response,
  • Inilah yang digunakan untuk mengatur pola gelombang otak seseorang
  • Isochronic entrainment , Tidak perlu pakai headphone, 2-3 X lipat lebih ampuh daripada binaural beats, DENGAN SUARA YANG SANGAT KERAS SEKALI
  • Tehnik inilah yang digunakan dalam Cerdik Cara Dunia

3.4 BAHAYA TGO

DARI SUDUT PANDANG ILMU MUSIK , ILMU MEDIS, DAN ILMU PSIKOLOGI

 

Sekarang akan kita selidiki bahaya TGO secara ilmu musik dipadu dengan ilmu kedokteran

 

Di buku Effek Mozart, ditulis bahwa:  telinga manusia normal menangkap frekuensi16-20.000 Hertz. Pada piano nada terendah adalah  27.5 Hertz , dan nada tertinggi adalah  4186 Hertz

Masih dibuku yang sama, dijelaskan bahwa:

 

MENURUT TOMATIS

  • FREKUENSI TINGGI : 3000-8000 Hz

Mempengaruhi fungsi kognitif : berpikir, persepsi spasial , dan   ingatan

frekuensi ini bekerja di otak berpikir/neokorteks

  • FREKUENSI SEDANG : 750-3000 Hz ,

Merangsang jantung, Paru-paru , dan emosi ,

frekuensi ini bekerja di batang otak, yang mengatur kerja jantung, dll

  • FREKUENSI RENDAH : 750-125 Hz ,

Membuat orang gugup, misalnya suara desau rendah,

pada ritme cepat dan bernada rendah, menyebabkan orang sulit berkonsentrasi, Sulit bersikap tenang, Frekuensi ini bekerja di sistem limbic, yang mengatur emosi, dan di dalamnya ada rasa takut/cemas

 

Kesimpulan JIKA DIKAITKAN JUGA DENGAN ILMU PSIKOLOGI:

Pemakaian TGO dengan frekuensi dibawah 1000 Hz akan menggetarkan sistem limbic di otak dan juga batang otak.

Hal tersebut menyebabkan seseorang : gugup, sulit berkonsentrasi, sulit bersikap tenang, tentu saja hal ini tidak bisa digolongkan sebagai emosi positif.

Kesimpulan yang kita dapatkan adalah TGO mengembalikan manusia ke EMOSI BINATANG, karena emosi bukan dioperasikan di otak berpikir/neokortex, melainkan di sistem limbic dan mengarah ke batang otak. TGO membuat manusia kembali ke intuisi binatang/ nafsu binatang

 

3.5.PERBANDINGAN TGO DENGAN EFFEK MOZART

Pernyataan Pseudoscience:

“dengan menggunakan audio, telah ditemukan hasil positif dari Efek Mozart ,terhadap janin dalam kandungan, oleh karena itu karna janin sekarang telah bertumbuh menjadi anak-anak, diperlukan musik atau suara yang lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart”

 

Penggunaan Effek Mozart untuk pendidikan pra natal memang telah dibuktikan secara ilmiah. Namun pernyataan bahwa sekarang janin tersebut sudah menjadi seorang anak, maka volume suara yang dibutuhkan harus jauh lebih keras beberapa kali dari musik Mozart, adalah pernyataan Pseudoscience, karna tidak terbukti secara ilmiah. Tidak ada satu bukti penelitian mana pun yang mendukung pernyataan tersebut. Sampai anak-anak besar sekalipun, effect Mozart tetap dapat dipetik manfaatnya dengan VOLUME SUARA YANG WAJAR DIDENGAR OLEH TELINGA, dan Effect Mozart tetap dapat dipakai secara efektif untuk perkembangan anak sampai usia 3 tahun.

 

Suara yang sangat keras dalam TGO akan merusak membrane/gendang telinga. (hal ini telah dibahas di sesi Kajian Medis

 

TGO tidak menggunakan musik seperti pada Effek Mozart. Mari kita perbandingkan:

 

 

 

 

Effek Mozart

Mengandung unsur:

  • Melody
  • Motif
  • Variasi nada
  • Variasi ritme
  • Kekayaan harmoni
  • Kontras frase
  • Interval
  • kontrapunk
  • Dll

 

TGO menggunakan suara : kereta api, suara helicopter, dll yang dicampur dalam satu rekaman

 

Suara-suara itu tidak mengandung:

  • Melody
  • Motif
  • Variasi nada
  • Variasi ritme
  • Kekayaan harmoni
  • Kontras frase
  • Interval
  • kontrapunk
  • Dll

 

Kesimpulan:

TGO tidak bisa disamakan dengan Effect Mozart sama sekali. TGO sejatinya hanyalah suara berisik yang memekakkan telinga dan menimbulkan emosi negative diantaranha :rasa takut, gugup, sulit berkonsentrasi, sulit bersikap tenang.

 

Kesimpulan sesi II

  1. Keseimbangan otak kanan dan kiri bisa didapat dengan salah satunya belajar musik. Jika Senam otak hanya sebagai asesoris acara pelatihan otak tengah, tidak akan berpengaruh apa-apa bagi keseimbangan otak kanan dan otak kiri, karna tidak dilakukan secara berkesinambungan.
  2. Bisa juga dengan belajar dua macam bahasa yang berbeda dalam penggunaan otak.
  3. Musik pengantar hypnoits audio bersifat netral, namun dalam hal ini sudah menjadi tidak netral lagi karna digunakan untuk pra dan proses hypnotis
  4. Bahaya TGO jika diteliti dari frekuensi yang digunakan dan pengaruhnya terhadap system limbic dan batang otak, adalah berakibat mengembalikan manusia pada emosi binatang
  5. TGO tidak bisa disamakan dengan Effect Mozart sama sekali.

 

 

 

 

Tinggalkan komentar